MALANG – Tahun pelajaran 2010 – 2011 sudah berlalu dan selamat datang tahun ajaran 2011 – 2012. Seluruh komponen disibukkan dengan penerimaan siswa baru, baik itu orang tua yang sibuk dengan mencarikan lembaga pendidikan yang bonafid dan berkualitas untuk anaknya, atau lembaga pendidikan yang sibuk dengan trik – trik untuk mendapatkan siswa yang berlimpah. Akan tetapi yang perlu difikirkan bersama adalah bagaimana caranya supaya anak – anak kita atau siswa – siswa kita melangkah ke hal yang lebih baik. Baik secara intelektual maupun moral.
Perlunya format pendidikan yang lebih baik demi masa depan peserta didik. Merupakan dambaan semua elemen pendidikan. Pada saat ini kita mengenal istilah pendidikan karakter, sebenarnya apa sih pendidikan karakter itu sendiri. Pendidikan karakter merupakan salah satu metode yang ada dalam lembaga pendidikan yang mengarah pada perbaikan moral generasi bangsa, baik bersifat moral maupun intelektual.
Dimana yang sudah tertulis dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.”
Sedangkan Masa Orientasi Siswa (MOS) merupakan momen yang pas untuk menjadikan pendidikan karakter sebagai salah satu materi dalam MOS tersebut. Karena siswa baru dalam masa peralihan dari jenjang pendidikan yang lebih rendah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pada masa-masa tersebut peserta didik juga masih dalam masa peralihan dari anak-anak menuju remaja sedangkan remaja menuju dewasa.
Pendidikan karakter sebagai upaya pembentukan perilaku positif (akhlâq karîmah) dan budi pekerti luhur secara rasional dan transenden dengan melibatkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa secara sinergis dan simultan.
Menurut kang marfu dalam situsnya http://www.inilahguru.com/home.html menerangkan ada tiga elemen dasar pendidikan karakter, yaitu knowing, feeling, dan doing yang dinilai sering luput dari praktek pendidikan moral, justru mendapat justifikasi dan penguatan dari modus operandi pengadopsian Nama-Nama Allah. Mukâsyafah, musyâhadah, dan muraqabah serta mujâhadah sebagaimana akan ditunjukkan kemudian dalam artikel-artikel mendatang di Situs Pendidikan Karakter ini, memiliki kesamaan dengan tahaqquq, ta’alluq, dan takhalluq.
Metode-metode ini dapat dipadukan dengan secara hirarikis dengan moral knowing, moral feeling, dan moral doing dalam pendidikan karakter modern Kemudian Ari Ginanjar Agustian dengan teori ESQ menyodorkan pemikiran bahwa setiap karakter positif sesungguhnya akan merujuk kepada sifat-sifat mulia Allah, yaitu al-Asmâ al-Husnâ. Sifat-sifat dan nama-nama mulia Tuhan inilah sumber inspirasi setiap karakter positif yang dirumuskan oleh siapapun. Dari sekian banyak karakter yang bisa diteladani dari nama-nama Allah itu, Ari merangkumnya dalam 7 karakter dasar, yaitu
1. jujur,
2. tanggung jawab,
3. disiplin,
4. visioner,
5. adil,
6. peduli, dan
7. kerja sama
Perlunya format pendidikan yang lebih baik demi masa depan peserta didik. Merupakan dambaan semua elemen pendidikan. Pada saat ini kita mengenal istilah pendidikan karakter, sebenarnya apa sih pendidikan karakter itu sendiri. Pendidikan karakter merupakan salah satu metode yang ada dalam lembaga pendidikan yang mengarah pada perbaikan moral generasi bangsa, baik bersifat moral maupun intelektual.
Dimana yang sudah tertulis dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.”
Sedangkan Masa Orientasi Siswa (MOS) merupakan momen yang pas untuk menjadikan pendidikan karakter sebagai salah satu materi dalam MOS tersebut. Karena siswa baru dalam masa peralihan dari jenjang pendidikan yang lebih rendah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pada masa-masa tersebut peserta didik juga masih dalam masa peralihan dari anak-anak menuju remaja sedangkan remaja menuju dewasa.
Pendidikan karakter sebagai upaya pembentukan perilaku positif (akhlâq karîmah) dan budi pekerti luhur secara rasional dan transenden dengan melibatkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa secara sinergis dan simultan.
Menurut kang marfu dalam situsnya http://www.inilahguru.com/home.html menerangkan ada tiga elemen dasar pendidikan karakter, yaitu knowing, feeling, dan doing yang dinilai sering luput dari praktek pendidikan moral, justru mendapat justifikasi dan penguatan dari modus operandi pengadopsian Nama-Nama Allah. Mukâsyafah, musyâhadah, dan muraqabah serta mujâhadah sebagaimana akan ditunjukkan kemudian dalam artikel-artikel mendatang di Situs Pendidikan Karakter ini, memiliki kesamaan dengan tahaqquq, ta’alluq, dan takhalluq.
Metode-metode ini dapat dipadukan dengan secara hirarikis dengan moral knowing, moral feeling, dan moral doing dalam pendidikan karakter modern Kemudian Ari Ginanjar Agustian dengan teori ESQ menyodorkan pemikiran bahwa setiap karakter positif sesungguhnya akan merujuk kepada sifat-sifat mulia Allah, yaitu al-Asmâ al-Husnâ. Sifat-sifat dan nama-nama mulia Tuhan inilah sumber inspirasi setiap karakter positif yang dirumuskan oleh siapapun. Dari sekian banyak karakter yang bisa diteladani dari nama-nama Allah itu, Ari merangkumnya dalam 7 karakter dasar, yaitu
1. jujur,
2. tanggung jawab,
3. disiplin,
4. visioner,
5. adil,
6. peduli, dan
7. kerja sama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar